Kolaborasi penelitian ikan gabus (Channa striata) yang diinisiasi oleh PT Mega Medica Pharmaceuticals (MMP) dan Bioinformatics and Data Science Research Centers (BDSRC) dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) mempertemukan empat pilar riset nasional yang melibatkan pihak pemerintah dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), pihak industri dari Mega Medica Pharmaceuticals (MMP), kalangan akademisi dari Universitas Bina Nusantara (BINUS), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Soedirman (UNSOED), dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), serta lembaga riset dari Genetics Indonesia (GI) dan BioRealm USA telah dihelat di Hall Pesisir Seafood, Jakarta Barat, pada 18 November 2019. Acara yang mengangkat tema “Collaboration Research of Integrated Channa Striata Aquaculture 4.0” yang ditujukan untuk meningkatkan produksi albumin dari ikan gabus ini dihadiri oleh lebih dari 50 peserta lintas ilmu yang berupaya untuk merumuskan bentuk kerjasama konkrit untuk mengembangkan riset ikan gabus di Indonesia.
Seperti yang diungkapkan di pembukaan acara oleh Bapak Sutristo, CEO PT MMP, lingkup kolaborasi riset yang dilakukan disini bukan hanya mencakup penelitian hulu seperti budidaya ikan gabus saja, tetapi juga sampai ke hilir. Secara garis besar, kolaborasi ini akan berfokus pada budidaya ikan gabus berbasis Internet of Things (IoT), studi variasi genetik C. striata untuk mendapatkan bibit unggul yang memiliki albumin tinggi, hingga penyusunan protokol clinical trial yang akan dilakukan untuk menguji efikasi produk dalam meningkatkan level albumin di pasien.
Dalam kata sambutan tertulisnya, Direktur Jendral Perikanan Budidaya KKP, Dr. Ir. Slamet Soebjakto M.Si, juga menyatakan dukungan penuh terhadap lahirnya kerjasama ini. Beliau menilai kolaborasi ini memiliki nilai keilmuan dan manfaat yang sesuai dengan misi KKP dalam mengembangkan potensi perikanan Indonesia menjadi sebuah produk yang bernilai tinggi serta sejalan dengan program nasional secara menyeluruh.
Di acara ini, update penelitian budidaya ikan gabus terbaru disampaikan oleh peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air tawar (BPPBAT), Bapak Adang Saputra A.Pi S.Pi, M.Si dan peneliti Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT), Khairul Anwar S.Pi M.Si. Diskusi budidaya ikan gabus ini juga banyak ditanggapi oleh pihak akademisi hingga praktisi budidaya yang akhirnya melahirkan detail kerjasama yang harus dilakukan ke depannya. Selain itu, perumusan protokol riset clinical trial juga menjadi bahan diskusi utama yang menargetkan agar hasil penelitian ini nantinya bisa dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional ternama.
Upaya memperoleh bibit unggul gabus dengan pendekatan bioinformatik juga disampaikan oleh Dr. Bens Pardamean, Dr. Simon dan Stephen McGee. Dr. Bens Pardamean selaku direktur dari BINUS Bioinformatics and Data Science Research Center, mengungkapkan bahwa data yang telah didapatkan dalam kolam ikan gabus hasil budidaya dapat diolah menggunakan Artificial Intelligence yang kemudian akan dibuatkan model untuk menentukan ikan gabus unggul melalui foto. Dr. Simon selaku direktur dari Genetics Indonesia memberikan support penuh untuk pengambilan sampel DNA ikan gabus hasil tangkapan maupun hasil budidaya. Stephen McGee, M.S. selaku Bioinformatics Specialist dari BioRealm, perusahaan bioinformatik dari South Carolina, USA, membahas tentang genotyping ikan gabus yang ada dan dapat dijadikan paduan riset yang akan dikerjakan.
Hasil pertemuan hari ini diharapkan dapat membantu setiap pihak untuk melihat dimana posisi masing-masing di dalam projek besar ini. Hal ini juga akan sangat membantu agar tidak terjadi overlapping penelitian di antara para peneliti ikan gabus. Selain itu, dengan adanya inisiasi kerjasama ini, diharapkan semua pihak yang hadir dapat terlibat dan memberikan kontribusi signifikan untuk menelurkan hasil konkrit yang bermanfaat bukan hanya bagi semua pihak yang terlibat di dalam kolaborasi ini, tapi juga masyarakat umum sebagai pengguna akhir dari produk yang dihasilkan.