Pengumuman hasil seleksi proposal penelitian di program konsorsium riset dan inovasi untuk percepatan penanganan Corona Virus Disease-19 (Covid-19) dari Kementrian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) tahap ke-2 telah diumumkan per tanggal 6 Juli 2020. Dari 902 proposal penelitian yang diajukan oleh berbagai universitas dan lembaga riset se-Indonesia, terpilih 139 proposal yang dinilai memenuhi kriteria yang ditentukan. Termasuk di dalamnya 30 riset penelitian bidang pencegahan yang akan dikembangkan sebagai bentuk hilirisasi hasil penelitian, pengembangan, pengakajian dan penerapan (litbangjirap) yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam rangka penanggulangan Covid-19.
Dalam sambutannya di acara pengumuman hasil tahap kedua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 pada 10 Juli 2020, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof. Bambang Brodjonegoro S.E., M.UP., Ph.D. menyampaikan agar penelitian yang dilakukan di konsorsium ini dapat dilandasi oleh semangat kolaborasi. “Saat ini riset harus mengedepankan kolaborasi dan sinergisitas antara peneliti, mitra industri dan pemerintah sebagai regulator dan fasilitator”. Menristek juga menyampaikan pentingnya pengembangan suplemen di bidang prioritas pencegahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, Menristek juga menekankan agar suplemen yang nanti dihasilkan dapat memiliki kualitas yang baik dan memenuhi prosedur klinis yang berlaku. “Agar pengembangan suplemen yang diusulkan di program ini nantinya bisa mengikuti prosedur yang lengkap.“
Riset pengembangan kombinasi produk alam dari Channa striata, Phyllanthus niruri dan Curcuma xanthorrhiza untuk pencegahan Covid-19 merupakan salah satu dari proposal yang berhasil melewati tahapan seleksi program RISTEK/BRIN. Riset yang diketuai oleh kepala peneliti Imam Bagus Sumantri S.Farm, M.Si, Apt. ini dilakukan atas kolaborasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (FF USU), dengan perusahaan yang sudah berpengalaman dalam proses ekstraksi ikan gabus selama lebih dari 5 tahun yaitu: PT Akar Rimba (AR) dan PT Mega Medica Pharmaceuticals (MMP), untuk mengembangkan produk imunomodulator yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Keberhasilan riset yang diberi judul “Pengembangan Sediaan Kapsul Kombinasi Ekstrak Ikan Gabus, Meniran dan Temulawak sebagai Immunomodulator Pencegahan Covid-19” ini dinilai akan sangat potensial untuk digunakan sebagai suplemen harian untuk menjaga kekebalan tubuh selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat farmakologis dari kombinasi tiga bahan alam yang sudah diketahui memiliki aktivitas farmakologi potensial saat diberikan sebagai bahan tunggal dalam meningkatkan sistem imun terhadap infeksi Covid-19. Berbagai penelitian menunjukkan tingginya kadar protein, terutama albumin, yang ditemukan pada Ikan gabus diketahui luas dibutuhkan untuk aktivasi makrofag. Di sisi yang lain, senyawa filantin dan kurkumin yang ditemukan masing-masing pada meniran dan temulawak diketahui dapat meningkatkan fungsi makrofag serta meningkatkan sintesis antibodi di dalam sistem imun.
Lebih spesifik lagi, penelitian yang akan dilakukan secara menyeluruh baik di level pra klinis dan klinis ini akan mengujikan kombinasi pengaruh ikan gabus, meniran dan temulawak dalam mengaktivasi makrofag, sel T dan sel B untuk mencegah penularan, mengakselerasi pemulihan klinis, dan menekan masa rawat pasien penderia Covid-19. Dengan didukung oleh alur penelitian yang baik, tim peneliti yang kompeten, dan kolaborasi strategis dengan pihak mitra industri dalam mengembangkan sediaan obat yang berkualitas dan terkontrol, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan luaran yang menjanjikan untuk pencegahan Covid-19.