ChannaFit – PT Mega Medica Pharmaceuticals (MMP) melakukan kolaborasi penelitian bersama Universitas Sumatera Utara (USU), dan Universitas Bina Nusantara (BINUS) dalam upaya penanganan masalah stunting balita dan anak di Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian dipaparkan di ruang gedung BINUS, Jakarta, Rabu (1 Febuari 2023).
Pada acara meeting pemaparan hasil penelitian tersebut disambut oleh Prof. Dr. Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D., Wakil Rektor Binus, Bapak Budi Sumalim sebagai tim percepatan pembangunan Serdang Bedagai, dan Bapak Selamat Hartono sebagai Kepala Dinas Kesehatan Serdang Bedagai. Dalam acara pertemuan ini juga dihadiri secara langsung oleh Direktur PT MMP Bapak Sutristo.
Selain itu, terdapat tim peneliti dari USU dan BINUS yang diketuai oleh Prof. Bens Pardamean, B.Sc., M.Sc., Ph.D. dan Prof. Dr. dr. Sarma Nursani Lumban Raja, Sp.OG (K) bersama beberapa orang jajaran tim yang turut hadir duduk bersama.
Stunting Masih Menjadi Masalah Kesehatan yang Banyak Dialami Balita di Indonesia
Masih belum banyak diantara masyarakat Indonesia yang memahami apa itu stunting dan dampaknya bagi anak. Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang dialami oleh anak balita sehingga mengakibatkan terhambatnya panjang atau tinggi badan serta berat badan untuk anak seusianya.
Berbeda dengan gizi buruk, prevalensi stunting lebih cenderung merupakan proses siklus daripada kondisi kekurangan gizi yang terjadi berdasarkan status gizi di dalam balita yang dapat kembali normal. Bahkan, wanita yang mengalami stunting pada masa kanak-kanaknya kemungkinan besar akan melahirkan keturunan yang stunting juga.
Prevalensi stunting Indonesia hingga tahun 2019 berdasarkan hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan angka 27,67% yang dinilai masih tinggi berdasarkan standar World Health Organization (WHO) yang menargetkan angka prevalensi tidak melebihi 20%.
Untuk daerah Provinsi Sumatera Utara, angka prevalensi mencapai 30,11% dimana beberapa kabupaten di provinsi tersebut masuk prioritas untuk intervensi pencegahan stunting tahun 2021. Sepertiga dari sekitar 9 juta populasi balita di Indonesia mengalami stunting (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2018; UNICEF & Others, 2021).
Menurut survei status gizi Indonesia (SSGI), Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten dengan prevalensi balita stunting yang lebih tinggi dibanding prevalensi nasional pada populasi balita umur 0-59 bulan atau 0-4 tahun yakni sebesar 36,2%.
Latar dan Tujuan Kolaborasi Penelitian untuk Upaya Penanganan Stunting
Oleh karena stunting masih menjadi masalah yang banyak dialami balita di Indonesia, maka salah satu aspek penting yang diperkirakan terkait dengan penanganan stunting yang belum terselesaikan ialah aspek tidak tersedianya database valid dan implementasi teknologi dalam menyimpan data stunting secara spesifik terutama ditingkat kabupaten dan desa yang sangat minim.
Imbasnya, tidak ada intervensi tepat yang dirumuskan secara baik untuk membalikkan dampak buruk stunting yang terjadi di Indonesia. Dengan permasalahan tersebut, maka kolaborasi penelitian ini diadakan bertujuan untuk memfasilitasi pengumpulan data di dalam sistem manajemen database menggunakan aplikasi StuntingDB.
Pengamatan secara realtime prevalensi stunting yang dianalisis secara statistik dalam aplikasi ini dilakukan pada anak-anak yang rentan terhadap stunting di Serdang Bedagai. Hal ini juga sekaligus mendukung dinas kesehatan di kabupaten dengan pengelolaan data yang akuntabel dan konsisten.
Selain itu, berdasarkan database ini, dinas kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai dapat mengevaluasi program pencegahan stunting, seperti program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) baik lokal maupun nasional.
Sambutan Direktur PT MMP, Perwakilan Pemprov, dan Dinas Kesehatan Serdang Bedagai
Mengawali pertemuan hangat tersebut, Bapak Budi Sumalim sebagai tim percepatan pembangunan Serdang Bedagai dan Bapak Selamet Hartono sebagai Kepala Dinas Kesehatan Serdang Bedagai menjelaskan bahwa dalam penelitian terdapat 20 puskesmas yang diikutsertakan dan telah dikunjungi oleh tim BINUS untuk dilakukan penelitian.
Permasalahan stunting yang dihadapi saat ini umumnya dimulai akibat masalah kondisi ekonomi keluarga anak yang terindikasi mengalami stunting, kemudian pola makan anak, hingga bagaimana pemberian asupan gizi pada anak.
Maka dari itu, Pemprov dan Dinas Kesehatan Sergai melakukan beragam upaya untuk mencegah stunting yang terjadi pada anak-anak dan balita tersebut dimulai dari pembinaan calon pengantin yang akan menikah, melakukan sosialisasi kepada ibu hamil, penanganan langsung kepada balita, hingga program kebersihan dan sanitasi lingkungan agar kesehatan balita lebih terjaga.
Hal ini dilakukan demi tercapainya harapan dan target stunting nasional pada 2024 menjadi turun di angka 14%. Melanjutkan sambutan pertemuan tersebut, direktur PT Mega Medica Pharmaceuticals (MMP) Bapak Sutristo mengucapkan terima kasih kepada pihak Pemprov Sergai, BINUS, dan USU yang telah membantu melaksanakan penelitian untuk penanganan stunting ini.
Sutristo melanjutkan dan mengingatkan bahwa data SSGI (survei status gizi indonesia) ternyata memiliki selisih lumayan jauh dalam data dengan keadaan data stunting di lapangan. Maka dari itu, riset penelitian ini juga dapat membantu pihak pemerintah dalam mengklarifikasi data stunting sebenarnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang ia terima, Sutristo menerangkan bahwa selama 6 bulan penelitian yang dilakukan tim telah membuahkan hasil yang bagus. Dari data yang dikumpulkan tim menunjukkan jika anak-anak dan balita yang telah diberikan ChannaFit dapat tumbuh lebih cepat dan memiliki kenaikan berat badan yang lebih baik dibandingkan dengan program penanganan PMT berupa biskuit, susu, telur, dan roti.
Baca Juga: PT MMP dan USU Ikut Serta dalam Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi
Pemaparan Hasil Kolaborasi Penelitian Oleh PT MMP, Binus dan USU Tentang Penanganan Stunting di Serdang Bedagai
Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu dari bulan Juli – Desember 2022 (6 bulan) yang diikuti oleh 20 puskesmas, 6 kelurahan, dan 243 desa di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Partisipan studi ialah balita yang memenuhi kriteria berikut ini: rentang usia 13-59 bulan, memiliki status stunting (z-score dari TB/U antara -2 s.d -3 standar deviasi), dan merupakan penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai.
Registry studies akan diimplementasikan pada studi ini, dengan menggunakan aplikasi StuntingDB yang dirancang dan dikembangkan oleh Universitas BINUS sebagai database penyimpanan serta sarana dalam memantau data tumbuh kembang anak (berat dan tinggi) balita stunting di Kabupaten Serdang Bedagai.
Dalam pemaparan riset penelitian stunting, Reza Rahutomo, S.Kom., M.MSI. menjelaskan secara Keseluruhan, terdapat 486 data balita yang terdaftar pada StuntingDB. Terdapat 3 program penanganan stunting yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dari Pemerintah, ChannaFit, dan kombinasi keduanya.
Selama enam bulan periode observasi, sebanyak 166 (75%) balita dikelompokkan untuk mendapatkan ChannaFit, 38 (17%) balita mendapatkan kombinasi ChannaFit dan PMT, dan 14 (6%) balita mendapatkan PMT. Reza juga mengatakan bahwa kondisi stunting dapat diturunkan secara genetik dari orangtua kepada anak.
Pemaparan juga dilanjutkan oleh Imam Bagus Sumantri, S.Farm., M.Si., Apt.dari tim peneliti USU yang mengatakan bahwa stunting bukan hanya membuat anak-anak menjadi kerdil, tetapi juga memengaruhi kecerdasan anak tersebut.
Untuk mencegah hal itu, ia menyebut ikan gabus dapat digunakan sebagai sumber untuk meningkatkan nutrisi tubuh anak berkat kandungannya yang kaya akan protein, albumin, hingga asam amino essensial. Lalu, ada meniran dan temulawak yang secara penelitian dapat menambah nafsu makan.
Ia juga memaparkan penelitian yang telah dibuatnya bersama tim USU dengan judul “Uji Praklinis Kombinasi Ekstrak Ikan Gabus, Temulawak, Meniran dan Madu dalam Sediaan Sirup untuk Pencegahan Stunting”.
Dalam penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui karakteristik kandungan, formulasi sirup kombinasi bahan, hingga mengetahui efektivitas dari kombinasi bahan tersebut dalam pencegahan stunting secara praklinis.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan hewan coba yang digunakan berupa tikus putih jantan berumur 5-6 minggu dengan berat badan 100-150 gram. Jumlah tikus yang digunakan 20 ekor yang diadaptasi selama 7 hari, dikelompokkan menjadi 2 kelompok control dan 3 kelompok perlakuan selama 56 hari.
Uji coba ini akan membuat tikus sebagai model kondisi stunting yang nantinya akan diberikan perlakuan berbeda-beda. Pengujian aktivitas stunting pada tikus dapat dilihat berdasarkan parameter berat badan, aktivitas, mimik, tampilan kasat mata, nadi, pernafasan, kulit dan bulu.
Saat hasil uji ini, bahwa pemberian sirup kombinasi ekstrak ikan gabus, temulawak, meniran dan madu dengan dosis 135 mg/kg BB menunjukkan aktivitas paling baik, diikuti dosis 90 mg/kg BB, dosis 45 mg/kg BB dan control negative (diet normal).
Persentase perbaikan berat badan tikus yaitu berturut-turut sebesar 53,6%; 45,8%; 35,9% dan 23,5%. Semakin tinggi dosis yang diberikan menunjukkan semakin tinggi persentase perbaikan berat badan tikus uji coba. Dari hasil tersebut, tim menyimpulkan bahwa Kombinasi ekstrak ikan gabus, temulawak, meniran dan madu dapat dijadikan dalam intervensi kasus stunting.
Terakhir Bapak Bagus juga menerangkan bahwa anak-anak yang susah untuk makan terkadang memiliki indikasi hepatitis (kinerja hati yang tidak baik), sehingga antioksidan kuat dari meniran bisa memperbaiki kinerja hati. Sebab fungsi kinerja hati yang tidak baik juga dapat membuat anak-anak mengalami stunting.
ChannaFit Berhasil Membebaskan Anak dari Stunting dengan Penambahan Tinggi dan Berat Badan yang Signifikan!
Selama penelitian 6 bulan tersebut, 38% (81 anak) sudah bebas stunting dengan pertumbuhan tinggi anak rata-rata 8,9cm, dan berat 2,6kg. Secara umum, ketiga program penanganan memberikan dampak yang signifikan.
Di sisi lain, pemberian ChannaFit memberikan dampak paling signifikan pada partisipan penelitian dibandingkan kedua program penanganan stunting lainnya. Kelompok partisipan penelitian yang mengkonsumsi ChannaFit mendapatkan dampak penambahan yang signifikan sebesar 8,45 cm dan 2,80 kg.