Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dan mitra industri PT Mega Medica Pharmaceuticals, yang telah melakukan pengembangan dan budidaya ikan gabus sebagai produk lokal yang membanggakan, yang mampu mengangkat nama Sergai di tingkat nasional, bahkan di tingkat internasional.
“Ini sungguh sebuah prestasi yang membanggakan, ikan gabus yang selama ini tidak dianggap sebagai komoditi unggulan, bisa mengangkat perekonomian masyarakat dan juga mengangkat nama Sergai di tingkat nasional dan internasional,” kata Assisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Marves, Ir Amalyos MM dalam Rapat Koordinasi Pemanafaatan Ikan Gabus Untuk Pencegahan Stunting dan Covid-19, Selasa (26/10/2021).
Diungkapkan Amalyos, Sergei merupakan pilot proyek, champion, dan show case dalam pengembangan budi daya ikan gabus.
“Ini menarik, karena bukan hanya ekosistem hulu yang disiapkan, namun hilir juga. Apalagi sudah ada koperasinya, sudah ada pemain pemainnya. Ini sebuah ekosistem industri yang luar biasa,” kata Amalyos.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Ikan Gabus Indonesia (MIGI), Yunan Rhedian, mengatakan Sergai harus bisa menjadi learn business centre. Menurutnya, pemerintah harus mendukung Pemkab Sergai dalam mengembangkan budidaya ikan gabus. “Harus ada sebuah kawasan yang bisa terus menerus menjadi enzim untuk bisa memproduksi gabus seperti Sergai ini.
“Secara infrastruktur Sergai telah memenuhi syarat. Karena industri hilirnya sudah tersedia, yakni PT Mega Medica Pharmaceuticals, yang tak hanya siap membantu dalam pengembangan dan budidaya ikan gabus, namun PT Mega Medica Pharmaceuticals juga menjadi penampung hasil produksi ikan gabus masyarakat,” kata Yunan.
Ditambahkan Yunan, dirinya berharap pemerintah bisa mendukung produk olahan gabus dari daerah, karena pihaknya, memiliki akses yang lengkap terhadap pengolahan ikan gabus.
“Akses atas riset komplit di MIGI, Kita melakukan riset dari farmasi dan tersertifikasi, kita juga melakukan pemasyarakatan produk. Harapannya tentu ini menjadi dorongan bagi Kementrian Kemaritiman. Harus ada komitmen dan sikap konsisten terhadap produk local, terutama yang mempunyai nilai tambah,” kata Yunan lagi.
Sementara itu Direktur PT Mega Media Pharmaceuticals, Sutristo mengungkapkan, pihaknya selalu concern dalam pengembangan budi daya ikan gabus, sehingga memiliki nilai tambah lebih.
PT Mega Medica Pharmaceuticals telah memproduksi banyak suplemen, baik yang dikemas dalam bentuk kapsul maupun sirup yang berbahan ikan gabus yang telah memiliki izin edar dari Badan POM, yang baik bagi pencegahan stunting dan Covid-19. Dalam mengembangkan produk ini, Perusahaan bekerjasama dengan Fakultas Farmasi USU dalam melakukan riset.
Sutristo menambahkan, pihaknya saat ini memerlukan genetik ikan gabus unggul yang mudah dibudidayakan.
“Kita bisa atur genetik ikan gabus sesuai kebutuhan, jika untuk konsumsi, maka ikan yang dibutuhkan adalah ikan gabus yang cepat besar. Namun untuk kebutuhan farmasi, ikan gabus yang diperlukan adalah ikan gabus yang memiliki albumin yang tinggi. Saat ini untuk kebutuhan albumin injeksi Indonesia masih 100% impor,” kata Sutristo lagi.
Produksi Albumin Sutristo menyatakan, PT MMP menargetkan bisa mandiri dalam pembuatan obat albumin di Indonesia. Dalam pengembangan produk olahan gabus, sudah ada produk oral berupa kapsul dan sirup untuk pencegahan stunting dan Covid-19, berupa ekstrak ikan gabus yang dikombinasikan dengan meniran dan temulawak untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan beberapa herbal potensi lainnya.
“Untuk menjawab kebutuhan albumin Indonesia yang cukup tinggi dan masih impor, kami berkomitmen terus melakukan inovasi riset dengan berbagai lembaga universitas dan peneliti sehingga mampu memproduksi albumin injeksi dari ikan gabus” terang Sutristo.